Berita

Komunitas Musik Keroncong Gelar Konser Amal di Solo, Gaungkan Musik Tradisional untuk Kemanusiaan

Pada malam yang syahdu, 28 Januari 2023, suasana Balai Soedjatmoko di Solo dipenuhi alunan lembut musik keroncong yang membangkitkan nostalgia dan haru. Komunitas Musik Keroncong Solo menyelenggarakan konser amal bertajuk “Nada untuk Kemanusiaan” sebagai bentuk solidaritas bagi para korban bencana alam yang melanda beberapa daerah di Indonesia awal tahun ini.

Konser ini menjadi bukti bahwa musik tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat, sekaligus menjadi medium solidaritas sosial lintas generasi.

Musik Tradisional sebagai Medium Kemanusiaan

Komunitas Musik Keroncong Solo, yang sudah berdiri sejak 1997, menginisiasi acara ini sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara di Cianjur, Lumajang, dan daerah lainnya yang terdampak bencana. Hasil dari penjualan tiket dan donasi sukarela akan disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI).

“Keroncong tak hanya bicara cinta atau rindu, tapi juga bisa menyuarakan empati dan kepedulian sosial,” ujar Rudi Aryanto, ketua komunitas sekaligus produser acara.

Penampilan Spektakuler dan Penuh Cinta

Acara ini menampilkan 10 grup keroncong lokal dan nasional, termasuk: Keroncong Gita Swara, Orkes Keroncong Sinar Murni, Keroncong Remaja Surakarta, dan Penampilan spesial dari Waldjinah, maestro keroncong legendaris, yang membawakan lagu “Walang Kekek” dan “Yen Ing Tawang Ana Lintang” dengan penuh penghayatan.

Acara juga diramaikan dengan kolaborasi unik antara keroncong dan alat musik modern, seperti gitar elektrik dan saxophone, menciptakan sentuhan keroncong kontemporer yang segar namun tetap berakar.

Generasi Muda dan Keroncong Kekinian

Konser ini tidak hanya menghadirkan musisi senior, tetapi juga menggandeng musisi muda dari komunitas kampus dan SMA di Solo. Mereka membawakan lagu-lagu keroncong dengan aransemen baru dan gaya penampilan yang lebih ekspresif, untuk menarik perhatian generasi muda.

Salah satu penampil, Nina Pramesti (18), mengaku baru mengenal keroncong sejak setahun terakhir namun langsung jatuh cinta.

“Ternyata musik keroncong bisa sangat ekspresif dan bebas. Ini cara baru mengekspresikan emosi,” ungkapnya.

Acara ini sukses menarik lebih dari 800 penonton, termasuk pecinta keroncong dari Yogyakarta, Semarang, bahkan Jakarta. Media lokal dan nasional turut meliput, dan berbagai potongan video konser viral di media sosial dengan tagar #KeroncongUntukKemanusiaan dan #NadaTradisiPeduli.

Banyak komentar positif datang dari warganet yang terinspirasi bahwa musik tradisional bisa tetap relevan di tengah tantangan zaman, apalagi jika dikaitkan dengan nilai kemanusiaan.

Dukungan Pemerintah dan Seniman Budaya

Pemerintah Kota Solo turut memberikan dukungan moral dan logistik. Dalam sambutannya, Wali Kota Gibran Rakabuming Raka menyatakan kebanggaannya atas inisiatif ini.

“Saya sangat mendukung gerakan seperti ini. Keroncong adalah kekayaan budaya Solo, dan ketika digunakan untuk membantu sesama, itu menjadi kekuatan yang luar biasa,” ujarnya.

Seniman-seniman besar seperti Didi Kempot (alm) dan Gesang juga sempat menjadi inspirasi komunitas ini, dan konser tersebut pun menjadi ajang mengenang kontribusi mereka terhadap dunia musik keroncong.

Masa Depan Musik Keroncong

Konser ini tidak hanya menghasilkan dana bantuan, tetapi juga membuka kembali perbincangan publik tentang nasib musik keroncong di era modern. Komunitas berencana merilis dokumenter konser, dan menggelar serial “Keroncong Keliling” ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan jenis musik ini secara lebih luas.

Dengan sinergi antara generasi tua dan muda, serta adaptasi terhadap perkembangan zaman, musik keroncong tampaknya akan terus menemukan cara untuk hidup dan didengar.

Konser amal “Nada untuk Kemanusiaan” membuktikan bahwa musik tradisional seperti keroncong bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi juga bisa menjadi suara masa kini—suara empati, solidaritas, dan harapan. Di tengah bisingnya dunia modern, alunan keroncong tetap merdu menyampaikan pesan yang abadi.

Related posts

Zona Gres Tpa Sarimukti Ditarget Final Usai Lebaran

Merry

Tempat Penukaran Duit Gres Di Purwakarta Diserbu Warga

Merry

Properti Komersial, Ladang Cuan Gres Investasi Di Tangerang

Merry

Leave a Comment