Seni dan teknologi bersatu dalam pameran bertajuk “Rupa Digital 2023” yang digelar di Bandung Creative Hub, mulai dari 24 Januari hingga 2 Februari 2023. Pameran ini menampilkan karya-karya seni rupa digital dari seniman muda Indonesia, dengan pendekatan inovatif seperti Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), seni generatif, hingga video mapping.
Dengan target utama generasi Z, acara ini mendapat antusiasme tinggi dan menjadi ajang eksplorasi baru bagaimana teknologi bisa menjadi jembatan bagi seni rupa tradisional untuk tampil dalam format kekinian.
Teknologi Interaktif Jadi Daya Tarik Utama
Pameran ini bukan sekadar menampilkan lukisan digital dalam layar datar, melainkan menghadirkan pengalaman multisensori. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan karya seni melalui headset VR, melihat lukisan hidup dengan aplikasi AR, dan bahkan menciptakan karya kolaboratif lewat AI generatif.
Salah satu instalasi paling menarik adalah “Pasar Imaginasi”, di mana pengunjung bisa masuk ke dunia pasar tradisional virtual Jawa melalui teknologi VR 360 derajat. Mereka dapat menyapa pedagang digital, mendengar suara pasar, dan mengenal komoditas lokal sambil menikmati keindahan seni visual digital.
Kolaborasi Seniman dan Teknologi
BACA JUGA : Komunitas Musik Keroncong Gelar Konser Amal di Solo, Gaungkan Musik Tradisional untuk Kemanusiaan
Kurator pameran, Angga Triwahyu, menyebut bahwa Rupa Digital adalah jawaban atas kebutuhan ekspresi seni modern yang tetap berakar pada nilai budaya.
“Kami ingin membuktikan bahwa seni digital bukan sekadar tren, tapi media yang kuat untuk menyampaikan identitas budaya di era teknologi,” ujarnya.
Sebanyak 38 seniman muda, mayoritas berusia 19–27 tahun, ikut ambil bagian. Mereka berasal dari berbagai latar belakang: desain grafis, ilustrasi, pemrograman, hingga seni tradisional yang kini bermigrasi ke media digital.
Edukasi Seni untuk Generasi Z
Salah satu misi utama pameran ini adalah edukasi seni untuk generasi muda. Pihak penyelenggara bekerja sama dengan lebih dari 25 sekolah dan kampus di Bandung untuk menghadirkan kunjungan kelompok dan lokakarya.
Workshop yang diselenggarakan mencakup: Membuat Ilustrasi dengan AI, Menghidupkan Batik lewat Augmented Reality, dan Menggabungkan Unsur Tradisional dalam Seni Digital
Peserta tidak hanya diajak melihat, tapi juga menciptakan. Banyak dari mereka yang baru pertama kali mengenal seni digital merasa terinspirasi dan termotivasi untuk mengembangkan bakat mereka lebih lanjut.
Dukungan Pemerintah dan Komunitas
Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) memberikan dukungan penuh terhadap acara ini sebagai bagian dari kampanye Bandung Smart Culture City.
“Seni dan teknologi harus jalan beriringan. Ini adalah cara baru memperkuat identitas budaya kita,” ujar Kadisbudpar Bandung, Hj. Ira Dewi Mulyani.
Komunitas kreatif lokal seperti Bandung Digital Art Society, Ngopi Nulis Visual, dan STUDIOAKU juga turut memeriahkan pameran lewat talkshow, mural live-painting, dan kolaborasi NFT (Non-Fungible Token) berbasis budaya lokal.
Respons Positif Pengunjung
Lebih dari 6.000 pengunjung telah hadir selama lima hari pertama pameran. Sebagian besar adalah pelajar, mahasiswa, dan profesional kreatif yang penasaran dengan tren baru seni digital. Banyak di antara mereka membagikan pengalaman mereka di TikTok dan Instagram dengan tagar #RupaDigitalBandung dan #SeniGenZ.
Pengunjung, seperti Naufal (21), mahasiswa DKV ITB, merasa pameran ini memberi ruang aktualisasi yang belum banyak tersedia di tempat lain:
Seni Digital Sebagai Jembatan Masa Depan
“Rupa Digital 2023” menunjukkan bahwa seni bisa tumbuh mengikuti perkembangan zaman tanpa harus kehilangan jati diri budayanya. Dengan pendekatan edukatif dan interaktif, generasi muda semakin merasa memiliki ruang untuk berekspresi melalui medium yang mereka pahami.
Pameran ini rencananya akan berlanjut ke kota-kota lain seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta dengan format traveling exhibition serta versi digital yang bisa diakses melalui website resmi.
Pameran seni rupa digital di Bandung adalah bentuk nyata simbol harmoni antara budaya dan teknologi. Lewat pendekatan kreatif dan kolaboratif, seni menjadi lebih inklusif, relevan, dan dekat dengan generasi yang akan menentukan masa depan kebudayaan Indonesia.