Jakarta -Kasus pelajar keracunan usai memakan kuliner kesibukan makan bergizi gratis (MBG) kerap terjadi belakangan ini. Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat mekanisme distribusi kuliner selaku upaya evaluasi.
“Sebagai langkah korektif dan preventif, BGN juga secepatnya melakukan pengetatan terhadap mekanisme distribusi makanan. Pertama, yakni pada protokol keselamatan dikala proses penghantaran dari dapur ke sekolah,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam keterangan resmi di Jakarta, dilansir Antara, Sabtu (3/5/2025).
Lalu yang kedua yakni pembatasan waktu maksimum penghantaran untuk mempertahankan mutu makanan. Ketiga, memperketat mekanisme distribusi di sekolah, tergolong penyimpanan dan penyerahan terhadap siswa.
Keempat, menetapkan batas toleransi waktu antara kuliner diterima dan mesti secepatnya dikonsumsi. Kelima, menetapkan keharusan uji organoleptik (tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) terhadap kuliner sebelum dibagikan.
Dadan meminta penduduk menanti hasil pemeriksaan resmi dari BGN. Informasi lebih lanjut dan pertumbuhan permasalahan akan disampaikan lewat susukan komunikasi resmi BGN.”Kami mengerti keresahan yang timbul di tengah masyarakat. Untuk itu kami mengimbau seluruh pihak agar tetap damai dan menanti hasil resmi investigasi. BGN akan terus menyodorkan isu secara terbuka dan bertanggung jawab,” katanya.
Baca : Laki-Laki Ini Nekat Akhiri Hidup Usai Berkelahi Dengan Istri Yang Sering Main Tiktok
Sebelumnya, permasalahan keracunan MBG kembali terjadi di Kota Bandung dan Tasikmalaya. Di Kota Bandung, sebanyak 342 siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 35 mengalami tanda-tanda keracunan kuliner setelah memakan MBG pada Selasa (29/4).
Sedangkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tasikmalaya sudah melakukan penanganan terhadap 25 pelajar SD dan Sekolah Menengah Pertama disangka mengalami keracunan setelah memakan kuliner yang dibagikan dari sekolah.
